02 Juli 2008

Dampak Kenaikan BBM di Perbincangkan

Siapa yang tidak heran, ketika negeri kita kaya sumber daya alam, akan tetapi Miskin pemanfaatan kita atas sumberdaya itu. Minyak melimpah ruah, timah dan emas yang terkubur luas, rempah – rempah yang berhamburan, hanya menjadi mimpi anak – anak jalanan yang tidak bisa menikmati hidup dengan layak. Kemiskinan mereka dipelihara oleh pemerintah. Lebih parahnya lagi kemiskinan mereka diperjual belikan oleh orang – orang yang berkepentingan untuk meloloskan syahwat politiknya. Lebih herannya lagi kita sebagai pewaris atas kekayaan nusantara tidak berani mandiri dan masih bertekuk lutut di bawah kendali asing yang hanya memikirkan kesejahteraan dirinya sendiri. Pada Akhirnya kebijakan atas pencabutan subsidi BBM telah digulirkan oleh pemerintah pada akhir mei 2008. Gejolak pro dan kontra akan ini semakin kencang terutama kaum intelektual yang sepakat bahwa kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah ini merupakan symbol ketidak beranian pemerintah kepada pihak asing dan symbol pemerintah yang terus menerus mengorbankan rakyat.entah berapa lagi prosentase angka kemiskinan akan bertambah, berapa lagi angka orang putus sekolah dan berbagai efek domino lainnya dari kebijakan tersbut. Bem FISIP menilai gerakan mahsiswa dalam penolakan Kenaikan BBM ini Juga tidak cukup dalam aksi turun kejalan meneriakan penolakan atas kebijakan tersebut. Akan tetapi perlu dibarengi dengan Kajian – kajian yang menguatkan Argumen mahasiswa untuk menolak kebijakan pemerintah tersebut. 
Sehingga digelarklah kajian kedua yang bertema dampak dari Kenaikan BBM tersebut, yang mengerucut pada posisi mahasiswa untuk menyikapi hal itu. Pak Kris dan Pak Isbandi dihadirkan dalam kajian Bem FISIP yang di Adakan pada tanggal 04 Juni 2008 di gedung PKM tersebut. Mereka menelaah tentang kenaikan BBM dari kacamata Politik dan Ekonomi. Sehingga hasil kajian tersebut membuahkan konklusi bahwa pemerintah belum saatnya untuk menaikan Harga BBM (dengan mencabut Subsidi BBM) ditengah kondisi rakyat yang masih morat-marit, BLT dan BKM yang merupakan bantuan yang diberikan kepada masyarakat dan mahasiswa yang membutuhkan sebagai implikasi dari kenaikan BBM adalah kebijakan yang membodohkan. Statement BEM FISIP UNTIRTA "sampai kapanpun kami menolak atas kenaikan BBM sebelum rakyat adil makmur dan sentosa" Hidup Mahasiswa. (1206)

Pencabutan Subsidi BBM. Kebutuhan ataukah Nafsu?

Setelah digulirkannya wacana mengenai pencabutan subsidi BBM oleh pemerintah, berimplikasi pada pro dan kontra pendapat public terhadap kebijakan yang akan direalisasikan oleh pemerintah tersebut. Sehingga kajian mengenai pro dan kontra akan pencabutan subsidi BBM ini menjadi ratting tertinggi di dunia perdiskusian di semua lapisan masyarakat. Bahkan menjadi perbincangan yang menarik, manakala tidak semua setuju dengan pencabutan subsidi tersebut dan juga tidak semua menolak akan kebijakan tersebut. Tarik-menarik argumenpun ditatanan mahasiswa semakin memuncak dan tidak menemukan sebuah titik pencerahan dari perbincangan tersebut. Bem Fisip sebagai wadah mahasiswa guna menyalurkan ide dan gagasan serta mengimlementasian dari tri dharma perguruan tinggi, menyambut wacana tersebut kepermukaan diskusi menegenai kebijakan pemerintah yang akan mencabut Subsidi BBM. Sehingga di Bawah koordinasi departemen advokasi dan opini media, Bem FISIP mengadakan diskusi Publik yang mengangkat tema pro dan kontra mengenai kenaikan BBM tersebut. Hadir sebagai narasumber adalah akademisi yang merupakan dosen FISIP Untirta Gandung Ismanto, M.si. beliau menjelaskan berbagai dimensi yang mendorong pemerintah mengambil kebijakan tersebut. Sehingga demi menaggulangi APBN sehingga pemerintah mengeluarkan kebijakan seperti itu. Akan tetapi apabila di benturkan kepada kondisi masyarakat Indonesia yang belum seutuhnya bisa menikmati kesejahteraan yang di janjikan para pemimpin bangsa dalam setiap orasi politiknya. Bagaimana sikap kita? Bangkin Berjuang atau Mati tertindas! Hidup mahasiswa.(1206)

28 April 2008

Kuliah Umum dan Penglepasan Calon Wisudawan FISIP UNTIRTA 2008


Persaingan di berbagai dimensi pada era modern yang semakin ketat ini, mengharuskan intitusi - intitusi pembentuk moral, mental dan kecerdasan bangsa, meningkatkan kualitas dan kemampuan serta kemandiriannya. Salah satunya tercermin pada intitusi pendidikan seperti perguruan – perguruan tinggi yang semakin berevolusi meningkatkan kualitas perguruan tinggi tersebut. Tentunya dengan metoda dan cara agar peningkatan tersebut dapat terasa efisien dan efektif. Sebagai contoh di beberapa perguruan tinggi sudah mampu mendatangkan dosen tamu yang sudah berkaliber internasional, dan ini menjadi cerminan tugas dan tanggung jawab perguruan tinggi untuk membentuk alumninya menjadi SDM yang berguna dan mempunyai daya saing tinggi.
Seperti hal nya UNTIRTA, salah satu universitas negeri di Indonesia, dan satu - satunya unversitas negeri di tanah banten, yang nota bene Banten merupakan provinsi yang tergolong masih muda, dengan keterbatasan infrastuktur untuk memanfaatkan potensi-potensi yang ada di Banten itu sendiri. Sehingga Untirta yang berada ditengah – tengah Provinsi Banten, harus bisa memproduksi generasi intelektual yang nantinya akan mengisi pembanguanan banten dimasa yang akan datang.
Pada tangga 14 April 2008, Bem Fisip UNTIRTA bekerja sama dengan dekanat FISIP UNTIRTA, mengadakan kegiatan Kuliah Umum untuk para calon wisudawan FISIP, dengan tema “Tantagan dan Harapan Lulusan Perguruan Tinggi di Era Otonomi Daerah” dengan pembicara Drs. H. Kurdi Matin yang merupakan pemerhati pendidikan berbasis akhlakul karimah, beliau juga merupakan pejabat pemerintakan di provinsi banten.
Dalam acarayang dihadiri oleh calon widudawan, orang tua wali calon wisudawan, dekanat, dosen dan mahasiswa FISIP, Kurdi Menjelaskan tentang bagaimana posisi lulusan untirta pada otonomi daerah, khususya daerah banten.
Selain kuliah umum, kegiatan ini juga diisi oleh ceremonial penglepasan calon wisudawan FISIP untirta. Dengan memberikan piagam penghargaan kepada wisudawan. Selain itu, juga di umumkan wisudawan terbaik Fisip yang jatuh kepadu Khairotunnisa dari administrasi Negara. Dengan itu orang tua Uun (saapaan untuk khairotunisa) memberi sepatah dua patah kata atas kebanggannya terhadap anaknya dan ucapan terimaksih kepada seluruh civitas akademika fisip untirta yang telah membimbing dan membantu uun dalam menyelesaikan studinya di Fisip.
Harapan terbesar adalah, bagaimana lulusan Fisip Untirta bisa memberikan kontribusi yang reel terhadap pembangunan mental dan Fisik bangsa dan Negara Indonesia. Jaya selalu FISIP Untirta(1206)
 
BEM FISIP UNTIRTA ◄Design by Pocket, BlogBulk Blogger Templates | Edited by dewE